Sendirian ke Baduy Dalam (lagi)
Kadang, jalan-jalan yang direncanain malah suka gagal di hari H. Kayak dulu gue pernah udah beli tiket PP Kereta Api dan udah booking hotel buat ke Semarang buat jalan-jalan dan nemuin salah satu temen Instagram yang paling beken se-Semarang batal di satu hari sebelum tanggal gue harus jalan.
Jadi kali ini, gue tiba-tiba refleks aja mikir "Duh pengen ke Baduy lagi deh, tapi tetep sendirian"
Kenapa sendirian, kok gak ngajak temen?
Pertama, gue kayak pengen menyendiri aja. Bener-bener terhindar dari obrolan orang-orang yang udah gue kenal saat ini. Kedua, gue rasanya pengen nemuin banyak orang baru, ngobrol sama mereka, kenal mereka lebih dekat dan bisa tau bahwa di luar sana banyak orang-orang udah ngalamin apa aja. Kalo misal pengalaman mereka baik, bakalan gue jadiin penyemangat hidup gue dan sebagai contoh, kalo misal pengalamannya buruk, akan jadi lesson gue bahwa di luar sana masih lebih banyak orang yang mungkin gak seberuntung gue saat, bahkan mungkin hidup mereka lebih berat dari gue.
Salah satu kebiasaan gue lainnya adalah, packing di hari H tanggal keberangkatan gue. Yup, gue packing di Sabtu subuh. dua jam sebelum gue pesen Gojek menuju Stasiun Tn. Abang.
Apa aja yang gue bawa:
1. Baju ganti, termasuk di dalamnya; pakaian dalam dan hijab ganti
2. Lotion, parfum, deodorant dan yang paling penting sunblock
3. Sendal jepit (buat alas kaki dari rumah penduduk Baduy Dalam ke sungai)
4. Sleeping Bag
5. Head lamp atau lampu sejenisnya
Yang bisa lo beli di Alfamart / Indomart di Lebak tanpa harus bawa dari rumah karena hanya akan menambah berat beban Bag Carrier lo:
1. Tissue basah & tissue kering
2. Mie instan, beras, telur dan makanan lain yang lo suka
3. Jas ujan sekali pake, kemaren gue beli 9rb.
3. Susu Ultramilk yang putih, oke ini harus gue bawa karena tiap hari gue emang suka minum ini :D
Perjalanan darat 7 jam menuju desa Cikesek Baduy Dalam:
9.30 pagi - berangkat dari St. Tanah Abang dengan menggunakan Kereta Api Ekonomi hanya dengan 15rb perak.
12.00 siang - tiba di St. Rangkasbitung. Lo bisa makan siang di sini, pilihannya gak banyak; ya paling adanya warung nasi padang atau warung nasi sederhana lainnya.
13.00 siang - Perjalanan menuju drop point ke Desa Cijahe dengan menggunakan mobil elf, karena bayarnya lumayan, gue saranin lo di sini patungan sama temen-temen lo supaya bisa lebih hemat.
Gue kemaren, barengan sama orang-orang yang baru gue kenal alias temen-temen baru yang emang mereka pengen liburan ke Baduy Dalam juga
Perjalanan dengan elf ini, pemandangannya keren. Perbukitan dan persawahan dan tentunya jalanan yang ujlak-ujlakan alias permukaan jalan yang gak rata. Hahaha..
Ati-ati aja jackpot :p
16.00 sore - Tiba di desa Cijahe, bentuknya kayak terminal kecil, ada warung-warung kecil. Dan di sini adalah bagian terakhir kehidupan normal di luar kehidupan para warga Baduy. Tapi di sini sudah banyak warga Baduy Dalam yang menunggu kita. Mereka menjajakan diri sebagai porter.
16.30 sore - Tiba di Kampung Cikesek, salah satu kampung Baduy Dalam dari tiga Kampung Baduy Dalam yang ada.
17.15 sore - Yeay! Tiba di rumah Ayah (panggilan salah satu penduduk Baduy Dalam yang saat itu rumahnya gue tumpangin buat nginep)
Ngapain aja pas malem di Baduy dalam?
Mandi di sungai, di sini gak boleh menggunakan sabun, shampo bahkan pasti gigi. Kenapa? Supaya lingkungannya tetap terjaga dan tidak terkontaminasi limbah akibat sabun-sabunan yang kita biasa pakai. Jadi, sungainya dijamin bersih dan bening banget.
Belum pernah mandi di sungai? Cobain deh. Seger, asli :D
Malemnya, gelap gulita, tapi langit di Baduy itu luar biasa cantik. Penuh bintang-bintang. Kenapa kok gelap gulita? Karena di sana enggak ada listrik, so di sana enggak ada lampu. Jadi, ini yang bikin langit di sana super keren. Enggak terkontamintasi oleh efek lampu dan tidak ada polusi dari limbah apapun.
Tidur di sini, dingin banget. Karena enggak ada alas tidur. Bentuk rumah yang menyerupai rumah panggung dari bambu, tidur hanya dengan alas tikar pandan. Jadi gue sangat menyarankan lo bawa sleeping bag.
05.00 pagi
Liburan dan harus tetap bangun pagi. Kenapa?
Karena lo harus jalan kaki menuju perbatasan Baduy dalam dan Baduy luar, ngapain?
Ngeliat sunrise.
Dari sini, enggak hanya sunrise, kita juga bisa liat view keren perkampungan Baduy Dalam dari atas yang luar biasa kerennya.
Penduduk Baduy dalam, yang masih terjaga budayanya, malu-malunya, kearifan lokalnya, keaslian budayanya, cara pakai bajunya, cara bicaranya, kegiatan spritualnya, hidup sederhananya ini yang bikin gue betah tinggal di sini. Seperti memberi pelajaran hidup, apalagi pelajaran cara bersyukur dalam hidup.
0 comments