Tak ada kamu lagi :')

Sekarang aku jadi bisa tidur cepet, ya kalaupun bergadang palingan karena ngabisin halaman demi halaman buku yang abis aku beli di Gramedia.


Biasanya kita selalu menghabiskan malam di hari ini dengan cerita tiada nafas, bercerita tentang apa saja yang sudah terjadi pada diri kita di hari ini.
Seperti ada perjanjian tertulis, bahwa apapun yang terjadi di hari ini ada rasa mengganjal apabila tidak kita ceritakan.

Tapi sekarang, sudah tidak ada kamu lagi.


Bagaimana aku menghabiskan akhir pekanku?
Jadi lebih rajin olahraga, lebih rutin lari pagi. 
Masih melanjutkan sekolah menjahit yang  sedang aku geluti untuk bekal kelak ketika aku sudah menjadi seorang istri dan pasti seorang ibu.
Lalu dimana bagian kita menghabiskan akhir pekan bersama? 

Sudah tidak ada lagi.
Mungkin kamu sedang menghabiskan akhir pekan dengan ibumu, temanmu, gitarmu, leptopmu, atau mungkin kekasih baru mu. Aku tidak tahu..


Biasanya, dalam hal mengambil keputusan krusial dalam hidup aku selalu melibatkanmu, bahkan mungkin kamu adalah penasehat utama dalam perjalanan hidupku yang paling aku dengar petuahnya.

Tapi kini, bahkan kesempatan untuk bercerita sedikit saja perihal hidupku sudah tidak ada.
Kamu sibuk dengan hidupmu, aku mungkin sedang mencoba menyibukan diriku dengan hidupku. Yang pasti tanpa kamu lagi.

Setiap subuh, hal pertama yang aku lakukan adalah menelponmu dan memastikan kamu bisa bangun pagi, sholat subuh dan mendoakan kita.
Hmmm tapi sekarang, kamu bisa bangun pagi saja aku sudah tidak tahu.
Semoga kamu tetap menjalankan kewajibau sebagai hamba ya..


Kalo ditanya soal malam hari lagi?
Kemana rasa cemas menunggu kabar bahwa kamu sudah pulang ngantor dan sudah di rumah dengan selamat ?
Entah lah. Rasa cemas itu pergi seiring dengan datangnya rasa sadar diri ini, bahwa sudah tidak ada kamu lagi.

Kita seperti dua manusia, yang saling mendekat, mencoba mengenal, lalu saling tidak mengenal kembali.
Saling menyakiti, dan saling melupakan.

Begitu buruk kah kita?


Hai kamu, sungguh keadaan ini bukan kemauanku.
Kenapa kamu memilih seperti ini sih?

Sudah-sudah, aku tidak ingin menyalahkan mu, bahkan tidak ingin menyalahkan siapa-siapa. 

Aku tahu, Tuhan masih ingin aku belajar jadi perempuan yang lebih baik, dengan cara menemukanmu sebagai persinggahan bukan sebagai tempat menetap.

Tuhan maha pemberi jalan terbaik bagi hamba-Nya. 

Ya walau kini sudah tidak ada kamu lagi :')


Share:

1 comments